Tiap orang "berhak" menjadi pahlawan. Selama ia mempunyai kemauan keras untuk mendapat gelar tersebut. Karena tiap orang mempunyai keunikan tersendiri, dan bakat-bakat berbeda dalam mencapai kepahlawanannya.
Pernahkah anda melihat orang-orang yang terlihat potensial, berbakat, tapi kemudian malah tidak jadi apa-apa? Ya, itulah masalahnya sekarang. Tak banyak yang tahu bahwa tiap orang "berhak" menjadi pahlawan. Mereka tidak menyadari bahwa mereka mempunyai potensi besar untuk menjadi pahlawan. Atau mereka menyadarinya, tapi tak berminat memunculkannya. Atau mungkin berminat, tapi mereka kalah dengan godaan untuk menjadi "orang biasa". Inilah godaan terbesar para kandidat pahlawan kita. Godaan menjadi orang biasa. Bagaimana tidak? Menjadi orang biasa, membuat hidup lebih santai, relatif tanpa beban, tanpa stress, dan tanpa depresi.
Jika dibandingkan menjadi seorang pahlawan. Yang artinya kita harus siap memikul tanggung jawab dan beban. Dan hal-hal seperti hujatan dan kontroversi, memang harus menjadi makanan sehari-hari.
Tapi disisi lain, dengan memilih takdir kita menjadi pahlawan. Itu artinya, kita sudah berani melawan deras arus yang akan menerpa kita nanti. Kita berani menembus badai yang menghalangi untuk merebut mahkota kepahlawanan tersebut.
Dan karena keputusan untuk menantang kehidupan itulah. Catatan petualangan hidup kita itu diukir oleh sejarah. Yang otomatis dari catatan itulah jasa pahlawan ini akan selalu dikenang. Pahlawan melakukannya sekali, sejarah mengenangnya selamanya.
Dan karena itulah, tidak banyak manusia yang dapat menempuh jalan panjang kepahlawanan ini. Jika pun ada yang bersedia, tidak banyak dari mereka yang bertahan lama. Kebanyakan dari mereka malah terjerumus dalam godaan menjadi orang biasa kembali.
Itulah sebabnya, mengapa pahlawan selalu sedikit. Bukan karena tidak banyak orang yang bisa menjadi pahlawan. Tapi lebih karena orang-orang berbakat itu tidak mau dan tidak bersedia memenuhi syarat-syarat kepahlawanan tersebut. Itulah yang membuat para pahlawan selalu "menderita", karena beban hidup yang banyak ini hanya dipikul oleh sedikit orang. Dan alasan mengapa hidup ini terlihat tidak adil pun terjawab. Karena kehidupan mendistribusikan beban-bebannya secara tidak merata. Dan memberi porsi yang besar kepada orang yang mau memikulnya, dan "menderita" karenanya. Merekalah, orang-orang yang kita sebut Pahlawan.
menjadi pahwalan memang bukan pilihan yang menyenangkan karena terkadang setelah perjuangan yang keras...dia hanya diahrgai dengan kata terimakasih...
BalasHapustapi itu pilihan hidup yang mulia lho...
jadi jangan takut menjadi pahlawan...
tergoda juga ndak masalah... :D
Kita semua termasuk pahlawan dari sekian juta sperma kitalah yg berhasil ke garis finish dengan cepat, asal jangan jadi pahlawan kesiangan aja dehhh kayak yang di tipi tuhhh....
BalasHapusPahlawan tanpa tanda jasa...
BalasHapusemang enak sih jadi orang biasa. gak jadi sorotan orng byk.
BalasHapusbegitulah pahlawan sebenarnya :) tq dah berbagi :)
BalasHapus@skydrugz: tergoda dan menjadi orang biasa aja? jangan deh...
BalasHapus@ipin: Ya, kodrat kita memang terlahir sbg pemenang...
@mbakfanny: tapi gak bisa dikenang jasanya mbak...
@aulawi: yup, sama2
saya jadi tergoda juga nih :)
BalasHapusemang ada gitu godaan pahlawan. tinylair
BalasHapus