Kau lontarkan janji manis itu
Entah karna latah atau hanya tuk menyenangkan pendengarmu
Entah karna takut, atau tak mau dibilang pengecut
Atau karna kau enggan tuk berlisan tak ikut?
Mana Tanggung Jawabmu?
Ceplos kata dari mulutmu
Menantang janji tanpa sadar diri
Bertolak belakang dengan reality
Dirimu kau pecundangi?
Mana Tanggung Jawabmu?
Saat semua tak sesuai maumu
Saat kau kehilangan kendali diri
Bukan tuk yang pertama, tapi sekian kali
Kemunafikan mewarnai di tiap hari
Kelalaian bukan hal yang tabu lagi
Kebohongan buah bibir mulut ini
Dimana Tanggung Jawabmu?
Saat janji-janji tak tertepati
Saat Konsistensi kau abaikan
Saat Kewajiban kau lalaikan
Saat orang-orang berteriak,
“Dialah penyebab semua itu”
Semua orang menoleh kepadamu
Kau?
Lari.
Lari dan berlari
Lari dari janji yang tak terpenuhi
Lari dari tanggung jawab yang kau ucap
Lari dari semua yang menghujat
Sekarang apa yang kau rasakan?
Konfli batin bukan?
Pergumulan antara “iya” dan “tidak”
Percekcokan antara “ikut” atau “tinggal”
Pertarungan antara “hadapi” atau “lari”
Kau Bingung. Kau Depresi. Kau Menyesal.
RASAKAN!
Siapa suruh asal melempar janji?
Siapa suruh kau tak kontrol diri?
Kau pikir dengan menulis di sajak ini,
Masalahmu hilang sendiri?
TIDAK!
Selesaikan masalahmu sendiri!
~hati yang bosan trus berlari~
hah? serem ya? jgn dipikirin amat. Ini cuma luapan diri yg perlu dikeluarkan sebagai pelampiasan....
BalasHapuslah kok minta tanggung jawab ane khan ente sendiri yang mau...*kaburr*
BalasHapushohoho... bisa aja...
BalasHapusini cocok sekali dengan dengan kaum elit.....yang mana sering melontarkan janji2 manis....untuk menarik perhatian masyarakat...sekali-sekali buat puisi tentang DEMO ya sob...dari pada demo dijalan mending sobat tuangkan dengan puisi-puisi kan kreatif tu...
BalasHapushmmm.... boleh juga tuh. Ntar ya, saya cari inspirasi dulu. hoho...
BalasHapus