Selasa, 26 Agustus 2014

Mengenal Pertambangan Lebih Dekat


Indonesia, dikenal sebagai negara yang mempunyai hasil tambang paling beragam dan banyak yang tersebar di kepulauannya. Berbagai jenis pertambangan dibangun demi memenuhi kebutuhan dunia akan bahan tambang bagi industri hilir yang sangat tinggi. Tidak jarang banyak orang-orang ingin menggeluti dunia pertambangan karena hasil yang dapat sangat menggiurkan karena harga dari hasil tambang yang langka dan tidak bisa diperbaharui itu relatif tinggi. Tapi dibalik itu semua, melakukan usaha pertambangan tidaklah semudah yang dibayangkan, dibalik keuntungannya yang besar, usaha tambang seperti ini juga bukan tanpa resiko. Butuh usaha dan modal yang besar untuk menggeluti bidang ini. Belum lagi waktu yang cukup lama sebelum mendapatkan hasil tambang yang di inginkan.

Dalam tulisan ini, saya hanya sekedar ingin share tentang pertambangan di Indonesia, saya bukan ahli pertambangan. Tapi saya menulis ini agar kita setidaknya tau gambaran umum tentang pertambangan. Alangkah lucunya kita sebagai warga yang negaranya sebagai penghasil tambang terbesar tidak tau apa-apa tentang tambang itu sendiri. Walaupun tak berminat, setidaknya dengan membaca ini kita bisa sedikit tau dan belajar.

Pertambangan adalah rangkaian kegiatan dalam rangka upaya pencarian, penambangan, pengolahan, pemanfaatan, dan penjualan bahan galian (seperti mineral, batubara, panas bumi, dll)
Berdasarkan peraturan pemerintah Nomor 27 tahun 1980, penggolongan bahan galian terbagi menjadi 3 jenis berdasarkan fungsi dan perannya terhadap kehidupan manusia dan negara yaitu:

1. Bahan Galian Golongan A

Penambangan Minyak Bumi
Bahan galian yang mempunyai nilai strategis bagi pertahanan dan keamanan negara atau perekonomian negara. Contohnya seperti: minyak bumi, batubara, uranium, bitumen cair, dan gas alam.

2. Bahan Galian Golongan B

Kristal Titanium
Yang termasuk dalam hasil bahan galian golongan B adalah bahan galian yang mempunyai nilai penting (vital) yang dapat menjamin kehidupan atau hajat hidup orang banyak. Yang termasuk golongan ini adalah: besi, mangan, titanium, perak, intan, emas, platina, dan lain-lain.

3. Bahan Galian Golongan C

Pasir Kwarsa
Bahan galian yang tidak termasuk bahan galian golongan A dan C alias bahan galian yang digunakan untuk proses produksi yang dapat digunakan secara langsung tanpa atau sedikit proses pengolahan terlebih dahulu. Contoh bahan galian ini adalah: pasir, batu bangunan, tanah urug, gamping, batu apumg, marmer, pasir kwarsa, batu permata, granit, tanah liat, dan sejenisnya.

Bahan galian sebagai objek pertambangan memiliki sifat utama diantaranya tidak dapat diperbaharui, keterdapatannya tersebar di permukaan bumi secara tidak merata seperti di hutan, persawahan, di sungai, di bawah laut, di pegunungan sehingga sering menimbulkan masalah tumpang tindih pemanfaatan lahan. Dalam skala besar usaha pertambangan mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:

1. Jangka waktu pengusahaan lama, kecuali untuk tambang bahan galian golongan C.
2. Padat modal, sebagai contoh PT. Newmont membutuhkan investasi sebesar USD 1,8 milliar
3. Padat teknologi, membutuhkan teknologi tinggi dalam melakukan operasinya.
4. Beresiko tingggi terhadap keselamatan kerja dan lingkungan.

 

Tahapan Kegiatan Pertambangan 


Kegiatan industri tambang mempunyai tahapan yang sangat rumit dan panjang, tiap tahapannya tersebut saling berhubungan erat dan harus dilakukan secara berurutan, tahapan tersebut adalah: penyelidikan umum, eksplorasi, studi kelayakan, perencanaan penambangan, persiapan / konstruksi, penambangan, pengolahan bahan galian, dan pemasaran.


1. Penyelidikan umum

 

Adalah kegiatan penyelidikan, pencarian dan atau penemuan endapan mineral-mineral berharga. Pada tahapan ini kegiatan yang dilakukan hanya sebatas pada pemetaan permukaan, penyelidikan geofisika, geokimia, serta pengambilan sample singkapan batuan dalam jmlah yang kecil melalui paritan dan sumur uji dalam ukuran yang kecil untuk mengtahui keberadaan bahan galian. Kegiatan ini tidak membutuhkan pembukaan lahan yang luas dan tidak membutuhkan alat-alat berat.

2. Eksplorasi

 

Adalah pekerjaan lanjutan setelah penyelidikan umum yaitu setelah ditemukannya endapan bahan galian untuk mengetahui dan mendapatkan ukuran, bentuk, letak (posis), kadar dan jumlah cadangan bahan galian. Pada tahapan ini kegiatan yang dilakukan seperti pengeboran inti dengan kedalaman tertentu untuk mendapatkan informasi tentang keberadaan bahan galian, pengambilan sample hasil pemboran diperlukan dalam jumlah kecil untuk mengetahui kandungan serta kadar mineral. Dalam kegiatan ini belum membutuhkan pembukaan lahan secara luas, bukaan lahan hanya dilakukan pada setiap pemboran sekitar 50 meter persegi.

3. Studi kelayakan

 

Adalah studi yang dilakukan untuk menghitung untung atau ruginya apabila kegiatan pertambangan dilakukan. Kegiatan ini dilakukan setelah mendapatkan data cadangan dan kadar bahan galian. Beberapa aspek yang ditinjau dari studi kelayakan ini adalah, aspek ekonomi, teknologi dan lingkungan. Apabila menguntugkan dilihat dari ketiga aspek tersebut maka kegiatan pertambangan akan dilanjutkan pada perencanaan penambangan, tetapi apabila tidak menguntungkan, maka data eksplorasi akan disimpan sebagai arsip dan tidak dilanjutkan kegiatannya sampai pada suatu saat memungkinkan untuk dilanjutkan.

4. Perencanaan penambangan

 

Adalah kegiatan yang dilakukan untuk merencanakan secara teknis, ekonomi dan lingkungan kegiatan penambangan, agar dalam pelaksanaan kegiatannya dapat dilakukan dengan baik, aman terhadap lingkungan.

5. Persiapan / Konstruksi

 

Adalah kegiatan yang dilakukan untuk mempersiapkan fasilitas penambangan sebelum operasi penambangan dilakukan. Pekerjaan tersebut seperti pembuatan akses jalan tambang, pelabuhan, perkantoran, bengkel, mess karyawan, fasilitas komunikasi dan pembangkit listrik untuk keperluan kegiatan penambangan., serta fasilitas pengolahan bahan galian.

6. Penambangan

 

Adalah kegiatan penggalian terhadap bahan tambang yang kemudian untuk dilakukan pengolahan dan penjualan. Pada tahapan ini kegiatannya terdiri dari pembongkaran/penggalian, pemuatan kedalam alat angkut dan pengangkutan ke fasilitas pengolahan maupun langsung dipasarkan apabila tidak dilakukan pengolahan terlebih dahulu. Kegiatan membutuhkan lahan yang luas dan menggunakan alat-alat mekanis untuk keperluan produksinya. Bukaan lahan bekas tambang nantinya dilakukan reklamasi untuk mengembalikan fungsi lahan sesuai dengan peruntukannya.

7. Pengolahan bahan galian

 

Pengolahan bahan galian dilakukan untuk memisahkan antara mineral berharga dan mineral tidak berharga sehingga didapatkan mineral berharga dalam kadar yang tinggi.

8. Pemasaran

 

Setelah didapatkan mineral berharga dalam kadar yang tinggi selanjutnya dapat di pasarkan sebagai bahan dasar untuk industri hilir, seperti industri logam, industri manufaktur dll.
Kerusakan Kawasan Hutan di Taman Nasional Bukit Baka-Bukit Raya
Saat ini banyak pandangan negative yang ditujukan akibat kegiatan pertambangan, seperti kerusakan hutan, pencemaran limbah dll. Pandangan ini tidak semuanya benar, banyak sisi positif yang dapat diambil dari adanya kegiatan pertambangan jika pengelolaannya dilakukan dengan benar dan menganut good mining practice, yaitu cara penambangan yang menggunakan kaidah-kaidah teknik pertambangan yang baik dan memperhatikan aspek kelestarian lingkungan dan keberlanjutan. 
Terlepas dari pandangan negatif tentang pertambangan diatas, pertambangan merupakan salah satu sektor yang dapat memberikan kontribusi pendapatan yang signifikan. Dalam prakteknya banyak perusahaan pertambangan yang telah melakukan kegiatan pertambangan dengan memperhatikan lingkungan dan kondisi masyarakat sekitar tambang. Perbaikan lingkungan dilakukan dengan mereklamasi lahan bekas penambangan sesuai peruntukan fungsi lahan, revegetasi dan melakukan pengembangan masyarakat (community development) untuk memberdayakan perekonomian dan meningkatkan taraf hidup masyarakat sekitar tambang. Banyak lokasi bekas penambangan yang selanjutnya dimanfaatkan untuk daerah wisata seperti di dalam negeri di Sumatera Barat bekas penambangan batuabara PT. Bukit Asam, di luar negeri Menara Petronas, Mine Resort City, Mine Wonderland di Malaysia, Balaraat di Australia dan masih banyak lagi. Bahkan beberapa perusahaan tambang sudah melakukan program Corporate Social Responsibility, sebagai kepedulian sosial perusahaan terhadap kesejahteraan masyarakat. Bagian terpenting untuk dilakukan saat ini adalah bagaimana merencanakan pengelolaan potensi sumber daya mineral yang dimiliki suatu daerah agar dapat dimanfaatkan seoptimal mungkin bagi kesejahteraan masyarakat dengan melibatkan pemerintah, pengusaha dan masyarakat sehingga terjadi hubungan yang saling menguntungkan.

Sabtu, 23 Agustus 2014

Salahkah Kepo?

Perkembangan teknologi yang pesat membawa kita menuju era komunikasi yang semakin mudah, semenjak ditemukannya internet, munculah berbagai jejaring sosial bagi orang-orang untuk mempermudah komunikasi jarak jauh yang murah. Mulai dari Friendster, Facebook, Twitter, sampai yang sedang populer saat ini, Path. Tapi dalam penggunaan jejaring sosial, juga muncul fenomena-fenomena unik yang kejadiannya malah membuat kita menemukan "istilah baru" yang populer di jadikan percakapan sehari-hari. Sebut saja seperti kata galau, pencitraan, stalking, kepo, psywar, dll.

Dan dari beberapa istilah itu salah satunya ada yang ingin saya bahas disini, yaitu Kepo. Berawal dari pertanyaan yang mengganjal selama ini di benak saya, mengapa para pengguna media sosial begitu risih di Kepo?

Esensi dari media sosial adalah memudahkan kita untuk menjalin komunikasi dengan teman-teman kita yang jauh, atau malah menemukan teman-teman baru. Baik yang mempunyai kesamaan hobi, visi dan sebagainya. Di tiap media sosial yang kita buat, pasti mewajibkan kita untuk mengisi biodata diri agar memudahkan orang lain menemukan / mengetahui tentang diri kita. Tapi anehnya, untuk beberapa orang, mereka tidak suka profil yang ditulisnya tersebut dilihat orang lain atau kita sebut saja disini Kepo. Bagi saya ini aneh, saya pikir orang-orang seperti ini adalah orang-orang yang tidak tau apa arti media sosial.

Sebelum saya menjelaskan lebih dalam lagi, saya akan sedikit memberi gambaran tentang Kepo sedikit. Mungkin banyak yang sering dengar kata "kepo", tapi tak banyak yang tau apa kepanjangan dari kata kepo itu sendiri. Mungkin ada disini teman-teman yang tau? Saya salut, bagi yang tau. Bagi yang gak tau, kepo berasal dari istilah dalam dunia komputer yang memiliki kepanjangan dari Knowing Every Particular Object. Saya tau disini bukan karena saya sok pintar, sama seperti yang lainnya. Awalnya saya juga tidak tau apa kepanjangan Kepo tersebut, sampai pada suatu hari saat ujian dosen saya memberi soal tentang kepanjangan dari Kepo. Dan tidak ada satu orang pun di kelas saya yang bisa menjawab sampai soal itu di bahas. Kami, yang seharusnya lebih update tentang istilah-istilah jaman sekarang ketika ditanya tentang hal yang begitu familiar dalam kehidupan kami saja tidak bisa menjawabnya. Saya bahkan awalnya tidak tau kalau Kepo adalah sebuah singkatan. Kami kalah oleh dosen kami yang lebih tua yang mestinya wajar bila ia tidak tau istilah tersebut tapi malah lebih tau dari kami bahkan sampai kepanjangan dari kepo itu sendiri. Dan oleh karena itulah saya selalu ingat sampai sekarang kepanjangan dari kepo.

Kita balik lagi tentang Kepo. Bagi saya, apapun yang kamu share di Internet, artinya kamu siap hal itu dilihat oleh semua orang. Kalau memang butuh privasi, di tiap media sosial pasti ada pengaturan akun, seperti facebook yang bisa diatur siapa saja yang bisa melihat profil atau status kita. Atau lock akun seperti Twitter, sehingga hanya orang yang follow saja yang bisa melihat tweet kamu. Dengan konsekuensi followermu akan sulit bertambah. Kalo profil tidak di setting privat, ya jangan marah kalau di Kepo, itu artinya kamu memang mempersilahkan orang-orang untuk melihat profilmu.

Saya termasuk orang yang punya privasi cukup tinggi, tapi saya tidak pernah risih di Kepo. Malah saya senang, artinya orang itu penasaran tentang diri saya sampai-sampai ia harus membuka profil saya di media sosial untuk tau lebih dalam tentang diri saya. Kenapa saya tidak risih? Karena segala hal yang saya tulis di akun saya memang saya buat untuk di konsumsi publik, saya tidak pernah memasukan biodata penting di akun saya, kalau pun ada teman saya yang membutuhkan kontak saya atau sejenisnya, mereka bisa menghubungi saya lewat jejaring sosial saya dahulu. Jadi, hanya orang yang memang berkepentingan saja yang dapat tau informasi pribadi saya. Saya heran, ada orang-orang yang begitu lengkap menulis biodata mereka di media sosialnya, bahkan ada yang sampai menulis alamat rumah dan nomor telepon. Tak terpikirkan kah olehnya apabila ada orang yang berniat jahat, dengan membaca profil saja ia sudah tahu semua tentang dirinya?

Saat saya menggunakan Facebook, saya hanya meng-confirm friend request orang-orang yang saya kenal, berbeda dengan kebanyakan teman-teman saya dulu yang meng-accept siapapun yang request pertemanan agar jumlah temannya semakin banyak. Malah dulu semakin banyak friend, dianggap semakin hebat pula facebooknya. Sekarang lihat, beberapa tahun kemudian. Teman saya ada yang mengeluh kalau facebooknya sekarang di penuhi orang orang "alay" yang tidak di kenalnya, bahkan untuk melihat status yang benar-benar teman saja susah tak terlihat lagi di beranda. Lucunya, ada yang meremove satu persatu orang-orang yang tak di kenalnya itu, setelah dulu ia confirm sebanyak-banyaknya. Ada juga karena isi facebooknya sudah tidak jelas lagi ia tidak membuka facebook lagi dan berpindah ke Twitter (padahal bukankah ini kesalahan sendiri ya?). Yang lebih parah lagi, ada yang sampai membuat facebook kedua, karena jumlah friend di facebooknya yang pertama sudah mencapai angka maksimal. Padahal isinya orang-orang tak dikenal juga. Ini yang saya sebut dengan gila.

Saya tidak menjudge, tapi memang inilah realitanya. Saya sendiri memang punya alasan untuk tidak meng-accept friend request sembarangan, karena saya tidak mau orang asing yang belum pernah bertemu dengan saya membaca profil dan status yang saya buat, tapi sebaliknya bagi teman-teman yang sudah saya  accept, status dan profil saya memang di buat untuk dilihat, dibaca, dan di tanggapi oleh mereka.

Yang terbaru sekarang, ada jejaring sosial berbasis Smartphone bernama Path, salah satu keunggulannya adalah ia bisa mendeteksi siapapun yang melihat profil kita disana, ketika saya tanyakan ini kepada salah satu teman saya, ia menjawab sangat senang dengan fitur ini karena privasinya lebih terjaga dari orang-orang yang kepo. Saya malah bingung, memang sih asik jika tau siapa orang yang melihat profil kita, tapi apabila tujuannya agar mengurangi intensitas orang kepo di profil kita, menurut saya itu salah.

Apa tujuan kita ngepost sesuatu di media sosial? 

Apa tujuan kita bikin status, ngetweet, upload foto, check in, dan sebagainya?

Agar orang lain bisa tau bukan? Hanya orang gila yang bikin akun media sosial tapi tidak boleh ada orang yang melihatnya. Kalo emang post itu tidak ingin dilihat oleh orang tertentu, ya jangan terima ia sebagai teman atau setting privacy, tapi kalau post itu menurut kamu tidak boleh di lihat oleh siapapun, lalu kenapa di share?

Itu sebabnya saya mengatakan orang yang tidak mau di Kepo itu aneh.

Selasa, 19 Agustus 2014

Are You The Real Winner?



Apa yang dibutuhkan oleh seorang pemenang?

Kemampuan?
Kerja Keras?
Tekad?

Lalu apa yang membedakannya dengan pecundang?

Bagi orang awam, pemenang adalah yang berhasil mengalahkan lawan dalam suatu pertandingan atau perlombaan.Yaa... semua pasti sepakat dan setuju.

Tapi bagi saya, lebih dari itu. Pemenang adalah seorang Jawara, setidaknya dapat "menjawarai" dirinya terlebih dahulu, baru orang lain. Jawara sejati tau, etika dalam bertanding. Ia selalu menggunakan cara-cara bersih untuk menang, bukannya menghalalkan segala cara.

Lebih dalam lagi, ini bicara soal mental. Sekuat apakah mental anda ketika menerima kekalahan. Jawara sejati, walaupun sakit ia tetap mampu menerima itu dan menganggapnya sebagai bagian dari "hukum alam" pertandingan. Ketika bertanding, anda tak hanya harus mempersiapkan diri untuk menang, tapi juga untuk kalah.


Kalah Terhormat

Semua orang pasti ingin menang, tapi tidak semua orang mau melakukan hal-hal untuk mencapai kemenangan tersebut. Benar, seperti yang saya sebutkan di atas: kemampuan, kerja keras, dan tekad yang kuat adalah aspek yang harus dimiliki untuk menuju sebuah kemenangan. Tapi apalah arti itu semua jika kita tak memiliki hati yang bersih?

Di pertandingan tertentu, harga diri mungkin dipertaruhkan apabila kalah. Tapi, yang paling menyedihkan adalah ketika tidak terima akan kekalahan. Itu tidak membuat kamu mendapat simpati. Sebaliknya, para penonton menjadi lebih sadar bahwa anda memang "pantas kalah" dengan sikap seperti itu.

Kekalahan itu harus diterima sebagai suatu yang lumrah. Satu-satunya cara adalah dengan berjiwa besar, lebih baik lagi jika bisa mengucapkan selamat kepada sang pemenang. Tapi menjadikan pelajaran atas kekalahan. Dan orang-orang hanya akan melihat kekalahan anda sebagai bagian dari permainan. Kekalahan yang anggun dan bermartabat, kalah terhormat.