Kamis, 25 Februari 2010

Bipolar Disorder

Oke, karna permintaan pembaca, maka postingan kali ini saya akan membahas tentang Bipolar Disorder. Apakah itu? Awalnya saya juga tidak tahu, tapi setelah googling di Internet akhirnya mudeng juga. Berikut liputannya, silakan di simak:

Bipolar Disorder


Bipolar Disorder adalah penyakit Psikologi yang diakibatkan oleh depresi yang berkepanjangan, dan ditandai oleh perubahan ekspresi yang sangat ekstrim berupa depresi dan maniak. Pengambilan istilah Bipolar Disorder sendiri diambil dari sifat penyakit ini yang dapat mengubah suasana hati penderitanya secara tiba-tiba antara dua kutub (bipolar) yaitu kesedihan dan kebahagiaan. Walau pada umumnya orang normal biasa merasakan suasana hati yang baik (mood highs) dan suasana hati yang buruk (mood lows). Tapi, berbeda dengan penderita penyakit ini, perubahan mood mereka secara tiba-tiba dan sangat eksttrim. Suatu ketika, seorang pengidap bipolar disorder bisa saja merasa sangat antusias dan bersemangat (mania). Namun, ketika mood-nya berubah buruk, ia bisa sangat depresi, pesimis, putus asa, bahkan sampai mempunyai keinginan untuk bunuh diri (depresi).

Yang pasti, ciri utama pengidap penyakit ini adalah gangguan dalam menimbang suatu tindakan. Contohnya, seorang dengan Bipolar disorder bisa saja membeli 500 unit Tv karna percaya bahwa suatu saat harganya akan naik. Salah satu penderita penyakit ini pernah mengakui bahwa ia pernah membeli rumah mewah dengan harga yang tinggi karena ingin mempunyai rumah impiannya waktu kecil. Ada pula seorang wanita yang kalap mengejar mobil hanya karena mobil itu sedikit menyerempet mobilnya.

Pada umumnya, penyakit ini ditemukan di seluruh budaya dan kelompok ras, tetapi ras Amerika dan Afrikalah yang paling dominan mengidap bipolar disorder dibandingkan ras-ras lain di dunia. Bahkan menurut data, penyakit ini telah diperkirakan telah mempengaruhi lebih dari lima juta orang di Amerika. Skalanya adalah 3-5 orang dari setiap 100 orang dewasa dipastikan mengidap bipolar disorder. Hal ini sama-sama terjadi pada laki-laki dan perempuan dengan tingkat resiko yang sama. Bipolar disorder mulai terlihat pada masa remaja dan terus berlangsung sepanjang hidup. Pada awalnya, penyakit ini sering tidak diakui oleh para penderitanya karena hanya dianggap sebagai depresi biasa. Oleh karena itu, diagnosis sejak dini sangatlah penting agar penyakit ini bisa ditindaklanjuti dengan tepat dan tidak membahaykan si penderita maupun orang-orang di sekitarnya. Bipolar disorder dapat mempengaruhi kehidupan seseorang, seperti kemampuan di berbagai bidang, gangguan besar bagi kesehatan, hubungan sosial, dan gaya hidup seseorang. Oleh sebab itu, penyakit ini memerlukan penanganan secara serius agar penderitanya dapat menjalani hidup dengan normal.

Ada dua tipe bipolar disorder, Tipe I dan tipe II. Kedua tipe ini dibedakan oleh jenis kelainan yang diderita. Tipe I lebih parah dari tipe II karena tipe I ini ditandai dengan rasa senang berlebihan (mania), dan kelainan ini sendiri bisa saja muncul pada anak-anak. Jika tidak ditangani kelainan ini akan semakin parah jika ia beranjak dewasa. Penderita akan terlalu sensitif, percaya diri, atau bahkan idealis. Misalnya saja, Ia bahkan berani datang menghadap kepala sekolah dan memintanya untuk mengeluarkan siswa yang tak disukainya. Sedangkan yang Tipe II mereka cenderung tidak menunjukkan tanda-tanda akan membahayakan dirinya sendiri dan orang lain. Tipe II juga ditandai dengan Hipomania (kebalikan dari mania) dan masih dapat dinilai berada pada tahap aman karena tak memiliki sifat yang ekstrim.





Faktor penyebab penyakit Bipolar Disorder ini sendiri, menurut Institut Nasional Kesehatan Mental Amerika Serikat (USA government's National Institute of Mental Health) atau NIMH disebabkan oleh berbagai macam faktor, baik itu intern maupun ekstern. Faktor intern yang memicu penyakit ini adalah faktor gen.



Ada sebuah penelitian yang menemukan bahwa bipolar disorder sangat terkait dengan umur ayah dari pasien. Semakin tua seorang ayah ketika istrinya mengandung maka anak yang lahir nantinya semakin berisiko untuk mengalami bipolar disorder. Hal ini terkait dengan kemungkinan terjadinya mutasi pada gen yang mengatur perkembangan kelainan saraf akibat pembentukan sel sperma terus menerus sehingga menyebabkan kelainan pada DNA. Hal ini dibuktikan dengan suatu studi yang menemukan bahwa seseorang yang memiliki ayah dengan umur 55 tahun ke atas berisiko 37 kali lebih besar daripada mereka yang memiliki ayah sekitar umur 20 hingga 24 tahun. Secara genetika pun, ditemukan seorang dengan bipolar disorder memang memiliki riwayat keluarga dengan kelainan yang sama pada beberapa generasi. Studi pada kembar identik menunjukkan bahwa kelainan ini memiliki kemungkinan 40-80 persen dimiliki oleh pasangan kembarnya. Hal ini berbeda dengan kembar tidak identik yang hanya memiliki kemungkinan berkisar 10-20 persen. Dugaan penyebab lain seperti trauma masa kecil, dan stress berkepanjangan. Kelainan ini biasanya dimulai pada akhir usia remaja atau menjelang masa dewasa (sekitar umur 20 tahun). Pada laki-laki, gejala yang pertama kali muncul adalah mania sebagai episode awal dari kelainan ini. Pada wanita terjadi sebaliknya, terjadi gejala depresi yang cukup berat. Rata-rata perubahan antara episode mania dan depresi ini terjadi sebanyak empat kali dalam kurun waktu sepuluh tahun, dengan memiliki masa antara yang "normal". Terdapat 5-15 persen kasus dimana perubahan episode tersebut terjadi dalam kurun waktu setahun tanpa ada fase normal.

Sedangkan faktor ekstern disini adalah lingkungan. Selain faktor gen (yang merupakan faktor utama penyakit ini) Lingkungan juga berpengaruh besar akan timbulnya penyakit ini. Yang melibatkan hubungan antar perseorangan atau peristiwa-peristiwa pencapaian tujuan (reward) dalam hidup. Contohnya, penderita pernah mengalami putus cinta, kematian sahabat, dan lain-lain.



Sedangkan peristiwa pencapaian tujuan antara lain kegagalan untuk lulus sekolah, atau dipecat dari pekerjaan.



Selain itu, seorang penderita bipolar disorder yang gejalanya mulai muncul saat masa ramaja kemungkinan besar mempunyai riwayat masa kecil yang kurang menyenangkan seperti mengalami banyak kegelisahan atau depresi. Selain penyebab diatas, alkohol, obat-obatan, dan penyakit lain yang diderita juga dapat memicu munculnya bipolar disorder Di sisi lain, keadaan lingkungan di sekitarnya yang baik dapat mendukung penderita gangguan ini sehingga bisa menjalani kehidupan dengan normal.



Jika dilihat dari Sistemneurokimia, penyakit ini oleh terganggunya keseimbangan cairan kimia utama (key cemichals) di dalam otak. Sebagai organ yang berfungsi menghantarkan rangsang, otak membutuhkan neurotransmitter (saraf pembawa pesan atau isyarat dari otak ke bagian tubuh lainnya) dalam menjalankan tugasnya.



Norepinephrin, dopamine, dan serotonin adalah beberapa jenis neurotransmitter yang penting dalam penghantaran impuls syaraf. Pada penderita bipolar disorder, cairan-cairan kimia tersebut berada dalam keadaan yang tidak seimbang. Sebagai contoh, suatu ketika seorang pengidap bipolar disorder dengan kadar dopamine yang tinggi dalam otaknya akan merasa sangat bersemangat, agresif, dan percaya diri. Keadaan inilah yang disebut fase maniak. Sebaliknya dengan fase depresi. Fase ini terjadi ketika kadar cairan kimia utama otak itu menurun di bawah normal, sehingga penderita merasa tidak bersemangat, pesimis, dan bahkan keinginan untuk bunuh diri yang besar. Seseorang yang menderita bipolar disorder menandakan adanya gangguan pada sistem motivasional yang disebut dengan behavioral activation system (BAS). BAS memfasilitasi kemampuan manusia untuk memperoleh reward (pencapaian tujuan) dari lingkungannya. Hal ini dikaitkan dengan positive emotional states, karakteristik kepribadian seperti ekstrover(bersifat terbuka), peningkatan energi, dan berkurangnya kebutuhan untuk tidur. Secara biologis, BAS diyakini terkait dengan jalur saraf dalam otak yang melibatkan dopamine dan perilaku untuk memperoleh reward. Peristiwa kehidupan yang melibatkan reward atau keinginan untuk mencapai tujuan diprediksi meningkatkan episode mania tetapi tidak ada kaitannya dengan episode depresi. Sedangkan peristiwa positif lainnya tidak terkait dengan perubahan pada episode mania.

Ada empat episode yang menandai penyakit Bipolar Disorder ini, yaitu episode depresi, mania, hipomania, dan campuran.

Episode Depresi

Gejala-gejala dari tahap depresi bipolar disorder adalah sebagai berikut:

1. Kesedihan dan menangis secara umum.
2. Mengalami kesulitan tidur (insomnia) atau terlalu banyak tidur (hypersomnolence).
3. Kehilangan nafsu makan dan penurunan berat badan atau sebaliknya.
4. Menarik diri dari pergaulan, hilangnya rasa percaya diri.
5. Kehilangan rasa suka terhadap hal-hal yang menyenangkan saat penderita dalam kondisi normal. 6. Merasa pesimis, putus asa, tidak ada yang bersedia membantu, tidak bernilai atau berharga. dan tidak diinginkan.
7. Terjadi komplikasi pada organ lainnya yang disebabkan oleh sugesti yang buruk terhadap kesehatannya.
8. Memiliki respon yang lambat saat berbicara, kesulitan untuk berkonsentrasi, selalu berpikiran yang tidak jelas, dan bingung.
9. Pekerjaan dan hubungan interpersonal terganggu
10. Merasa tidak berdaya dan benar-benar berpikir tentang cara membunuh dirinya sendiri.

Hampir semua penderita bipolar disorder mempunyai pikiran tentang bunuh diri dan 30% diantaranya berusaha untuk merealisasikan niat tersebut dengan berbagai cara.

Episode Mania

Gejala-gejala dari tahap mania bipolar disorder adalah sebagai berikut:

1. Merasa sangat bersemangat, penuh energi, dan siap untuk apapun.
2. Berperilaku agresif, intoleran, terkadang membosankan, cepat marah, tidak sabaran, serta perilaku ugal-ugalan.
3. Penurunan kebutuhan untuk tidur karena selalu aktif beraktifitas.
4. Memiliki rencana yang realistis, suka berlibur dan bersenang-senang, serta peningkatan hubungan seksual.
5. Kepercayaan diri yang meningkat, tidak takut pada apapun.
6. Suka berbicara dengan cepat dan melompat dari subyek yang satu ke subyek yang lain.
7. Keputusan tentang bisnis dan keuangan dilakukan dengan terburu-buru tanpa memperhatikan akibatnya.
8. Memilih pakaian dan make up yang mendukung suasananya hatinya yang ceria.
9. Hubungan sosial dan pekerjaan terganggu.
10. Meminta anggota keluarga maupun orang lain untuk memperhatikannya dan merasa tidak memerlukan orang lain.
11. Mengalami gejala psychotic yaitu delusion (kepercayaan palsu) dan hallucination (melihat atau mendengar sesuatu yang tidak nyata).
12. Muncul banyak ide dan gagasan yang berlebihandan terkesan muluk-muluk.

Menurut Weisberg (1994), perubahan mood mempengaruhi motivasi untuk menghasilkan karya kreatif daripada proses kreatif itu sendiri. Seorang penderita bipolar disorder yang berada pada tahap mania cenderung lebih berani mengeluarkan isi pikirannya daripada seseorang tanpa bipolar disorder. Penyakit ini banyak ditemukan pada orang-orang yang terlibat dalam dunia seni. Sejumlah artis, komposer, dan penulis yang mempunyai riwayat bipolar disorder dikenal dapat menghasilkan karya-karya yang baik. Bahkan para sejarawan percaya bahwa Vincent Van Gogh mengidap bipolar disorder. Keadaan mania dapat memicu kreativitas terkait dengan adanya peningkatan mood, pikiran yang muncul tiba-tiba, dan kemampuan menghubung-hubungkan ide dan gagasan.

Episode Hipomania

Tahap Hipomania mirip dengan mania. Perbedaanya adalah, penderita pada tahap ini merasa lebih tenang seakan-akan telah kembali normal serta tidak mengalami halusinasi dan delusi. Hipomania sulit untuk di diagnosis karena terlihat seperti kebahagiaan biasa, tapi membawa resiko yang sama seperti mania. Gejala-gejala dari tahap hipomania bipolar disorder dalah sebagai berikut:

1. Bersemangat dan penuh energi, muncul kretivitas
2. Bersifat optimis, selalu tampak gembira, lebih aktif, dan cepat marah
3. Penurunak kebutuhan untuk tidur

Episode Campuran (Mixed State Episode)

Dalam konteks bipolar disorder, mixed state adalah suatu kondisi dimana tahap mania dan depresi terjadi bersamaan. Pada saat tertentu, penderita mungkin bisa merasakan energi yang berlebihan, tidak bisa tidur, muncul ide-ide yang berlalu-lalang di kepala, agresif, dan panik (mania). Akan tetapi, beberapa jam kemudian, keadaan itu berubah menjadi sebaliknya. Penderita merasa kelelahan, putus asa, dan berpikiran negatif terhadap lingkungan sekitarnya. Hal itu terjadi berganti dan berulang-ulang dalam waktu yang relatif cepat. Alkohol, narkoba, dan obat-obat antipedresan sering dikonsumsi oleh penderita saat berada pada epiode ini. Mixed state bisa menjadi episode yang paling membahayakan penderita bipolar disorder. Pada episode ini, penderita paling banyak memiliki keinginan untuk bunuh diri karena kelelahan, putus asa, delusion, dan hallucination. Gejala-gejala yang diperlihatkan jika penderita akan melakukan bunuh diri antara lain sebagai berikut:

1. Selalu berbicara tentang kematian dan keinginan untuk mati kepada orang-orang di sekitarnya.
2. Memiliki pandangan pribadi tentang kematian.
3. Mengkonsumsi obat-obatan secara berlebihan dan alkohol.
4. Terkadang lupa akan hutang atau tagihan seperti; tagihan listrik, telepon, dll.

Penderita yang mengalami gejala-gejala tersebut atau siapa saja yang mengetahuinya sebaiknya segera menelepon dokter atau ahli jiwa, jangan meninggalkan penderita sendirian, dan jauhkan benda-benda atau peralatan yang beresiko dapat membahayakan penderita atau orang-orang disekelilingnya.

Untuk penyakit Bipolar Disorder, selain terapi yang diberikan dalam bentuk pengobatan oleh dokter, pengobatan dapat pula berupa edukasi dan pembentukan pengetahuan serta sikap yang seharusnya. Target penanganannya pun tidak hanya melibatkan pasien, tetapi dapat pula ditekankan pada keluarga serta kerabat dekat dari pasien sebagai upaya memperkuat dukungan social bagi kesembuhan pasien. Tindakan tindakan tersebut terbukti efektif untuk mengurangi depresi, kekambuhan, dan emosi berlebihan yang menjadi ciri khas bipolar disorder.

Sedangkan di Indonesia sendiri, belum diketahui berapa banyak penduduk yang terkena kelainan mental seperti ini. Hanya saja, kita tetap perlu mewaspadai kelainan ini dengan beragam cara. Selain memperbaiki hubungan sosial, tidak ada salahnya jika kita menghindari berbagai faktor risiko yang sudah dipaparkan sebelumnya. Jika muncul gejala-gejala yang menunjukkan kelainan ini, segera bawa ke psikiatri terdekat.

Gimana, panjangkan? Semoga bermanfaat dan menambah wawasan yah...
Oh iya, kalo misalnya mau kasih saran untuk postingan berikutnya silahkan, saya siap menampung. Hehehe....

13 komentar:

  1. wah serem gan klo ketemu orang kyk gini...
    Gak nyangka bakalan serem kyk gitu

    BalasHapus
    Balasan
    1. Dont be judgemental kak. Gausah takut, Kita bukan psikopat kok.. Gak ada niatan untuk ngerugiin orang lain. Kita Cuma sulit mengontrol mood. Penderita bipolar cuma butuh dimengerti dan didukung. Kalo emang ga mampu untuk ngelakuin dua hal itu, setidaknya gausah judge kita yg aneh aneh. Tau gak kalo satu dua kata dr kalian yg ga ngerti apa apa bisa jadi satu alasan kuat kenapa bipolar akhirnya bunuh diri :)

      Hapus
    2. iyaa seremmm sampe" orang" anggap kita aneh dan gila

      Hapus
  2. emang sih... tapi selama dia nggak ganggu kan gpp...

    thx udah mampir...

    BalasHapus
  3. mengapa orng yang jenius cendrung menderita bipolar disorder?

    BalasHapus
  4. Saya mengidapnya..rasanya sgt berat sekali untuk mengontrol emosi, jika sdh kambuh.

    Sy bs marah,berteriak,merusak barang, ingin memecahkan kepala dg cr membenturkannya kuat-kuat ke tembok, ingin terjun dr lantai yg tinggi untuk bunuh diri.

    Namun pd saat tdk sdg kambuh, sy bs hidup dan berpikir dg waras,bahkan kata teman2,ide2 saya sangat briliant.

    Jika ada kenalan/ keluarga yg bipolar-kalian hrs bnr2 mensupport dia.Klo ga ada support, keinginan untuk mati kadang malah semakin menjadi2.

    BalasHapus
  5. yyaaaa, mungkin sy juga bisa di bilang penderita bipolar disorder
    klo lagi kumat/kambuh sy ngga bisa mengendalikan diri sya sndiri
    contoh :
    sya pernah mnjadi koordinator suatu acara, pda saat sya ingin berbicara, tiba2 sya kambuh, sya merasakan rasa takut yg tdk beralasan dan depresi berat, akhirnya sya meminta izin utk ke wc, di sana sya menangis. yaaa memang sangat aneh meminta izin ke wc hanya untuk menangis tp itu nyata & sy mengalaminya
    dan masih banyak lagi, intinya sy tdk bs mengendalikan keadaan perasaaan dan mood yg terus berubah2 scara signifikan
    Akhamdulillah sya bersyukur,krna ini merupakan ujian dari Allah swt. agar sy mnjadi pribadi yg kuat dan pintar
    sya yakin penyakit ini bisa sembuh dengan keimanan

    BalasHapus
  6. aku bipolar disorder, sering mencari cari cara cepat supaya mati, penurunan berat badan sangat drastis, hanya sisa tulang rasanya. namun, kata teman dan orang sekitar saya tergolong anak cerdas...

    BalasHapus
  7. imho org2 yg menderita bipolar butuh pertolongan orang lain.. bukannya malah dijauhi..
    org2 yg bipolar sebaiknya cari teman dekat, sedikit teman tapi dengan hubungan yg lebih dalam dengan teman yg sedikit itu..
    dan yg paling penting adalah mendekatkan diri kepada Allah , karena bagaimanapun hati2 manusia Allah lah yg menggenggamnya..

    BalasHapus
  8. Intinya di balik kekurangan itu ada kelebihan ya....alhamdulillah

    BalasHapus
  9. Sumber kurang tepat

    BalasHapus
  10. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  11. Thanks, infonya sangat detail sekali tentang gangguan bipolar

    BalasHapus

Terima kasih telah berkunjung, silahkan berkomentar, berpendapat, dll. Tiap komentar akan saya balas, dan akan saya kunjungi balik. Bagi yang mau tukaran link atau saling follow juga boleh :)