Pertama-tama kita perlu tahu terlebih dahulu soal informasi dasar perihal industri rokok di Indonesia. Berikut data-datanya:
* Total dari hulu sampai hilir, industri rokok melibatkan kurang-lebih: 30.500.000 orang.
* Dari cukai dan pajak saja, pada tahun 2008, industri rokok menyumbang keuangan negara sebesar: 57 triliun.
* Dari hulu ke hilir, industri rokok memberi nilai tambah tinggi serta dinikmati oleh masyarakat dan negara, bandingkan dengan industri lain seperti: barang tambang, CPO, karet, kakao dll. Bahan-bahan itu diekspor sebagai bahan mentah, dan nilai tambahnya dinikmati oleh negara-negara pengimpor.
* Bahan-bahan untuk membuat rokok kretek (rokok khas Indonesia), 96% terbuat dari bahan lokal alias produksi Indonesia.
* Pada saat krisis ekonomi 1998, industri rokok satu di antara sedikit industri yang mampu bertahan dari guncangan ekonomi.
* Tembakau sebagai sumber utama rokok kretek , 98%, adalah tembakau asli (indigenous tobacco) diusahakan oleh petani kecil. Yang unik, adalah sebagai tembakau rajangan (pre-cut), bentuk hasil akhir masuk ke pabrik. Sedangkan tembakau untuk rokok putih dalam bentuk krosok (daun tembakau utuh) kering.
* Tembakau rajang tersebut, jenis Temanggung, Mranggen, Muntilan, Weleri, Madura, Wringin, Garut dan lain-lain tidak bisa diexport. Tembakau rajang tersebut sebagai bahan utama dan hanya bisa digunakan untuk pembuatan rokok kretek.
* Bahan utama kedua adalah cengkeh, yang terbentang dari Sabang sampai Merauke. Ditanam dan dipanen sepanjang tahun, sesuai dari asal daerahnya mulai dari Sabang-Merauke. Seratus persen produksi cengkeh adalah dari Indonesia, dan sebagian besar untuk kretek.
* Inilah wujud Rokok Kretek yang khas, unik dan khusus. Produk budaya sejak nenek moyang, menjadi kebanggaan bangsa, kekayaan budaya (heritage) dan satu-satunya di dunia.
* Industri kretek sebagai cluster industri rokok yang berbasis agrobisnis mempunyai kontribusi besar dalam APBN, peran ekonomi, penyerapan tenaga kerja, sosial budaya, pendidikan, olahraga, lingkungan dll.
Benarkah Merokok Mengancam Kesehatan?
Mari kita lihat fakta-fakta berikut dengan jernih:
Pertama, Kita harus mengenal tentang tubuh manusia terlebih dahulu. Paul A. Lachance mengatakan bahwa tubuh manusia disusun oleh 63 triliun sel, +/- 5 milyar sel, dan 5 ribu-50 ribu sel mengalami mutasi setiap hari. Mutasi ini sendiri disebabkan oleh makanan atau minuman, stress (distress), obat-obatan, lingkungan, radio-active (radon), polutan (inklusif asap rokok).
Kedua, Kita harus tahu bahwa kemampuan hidup normal, organisme ~ aktivitas pemeliharaan sejumlah keseimbangan internal yang secara kolektif disebut homeostasis, termasuk daya tahan tubuh, imunitas. Homeostasis diatur dalam batas sempit melalui keseimbangan cairan tubuh, fungsi sel, aktivitas jantung, fungsi ginjal/liver/paru dan lain-lain. Jika Kemampuan kita menurun, itu logis sebagai fungsi meningkatnya usia.
Maka kunci utama untuk sehat:
Pertama, adalah keseimbangan. Bagaimana sel, protein, kelenjar dan organ yang berada di dalam tubuh kita, yang secara terprogram, bekerja untuk mempertahankan kesehatan dan kebahagiaan kita sesuai kapasitas dan kemampuan menjaga keseimbangan tubuh. Dan ini ditentukan oleh kemampuan tubuh menjaga fungsi sistem imunitas tubuh.
Kedua, sistem imunitas tubuh, humoral dan selular, menjadi kunci utama status sehat seseorang. Menjaga dan mempertahankan mekanisme keseimbangan tubuh, homeostasis, akan menentukan sehat fisikal, mental dan sosial seseorang. Setiap pengaruh makanan, minuman, obat-obatan dan lingkungan yang mempengaruhi manusia secara fisikal, fa’aliah, psikologikal sehingga menimbulkan depresi, kecemasan, ketidakbahagiaan dan gangguan emosional akan berpengaruh kepada sistem kekebalan tubuh dan mudah jatuh sakit. Disini ternyata ‘pikiran’ adalah mitra sistem imun kesehatan. Pikiran tenang, jauh dari distress (bukan eu-stress), berfikir positif, bahagia merupakan kunci utama menjaga keseimbangan tubuh, dan berarti menjaga kondisi sehat. Karenanya, yang perlu dicapai bukan hanya GNP tinggi tetapi juga GNH, Gross National Happiness, inilah kunci sehat dan umur panjang.
Anda juga perlu tahu ini:
Pernah ada sebuah bernama Proyek MONICA: Guna menjelaskan berbagai kecenderungan kematian penyakit kardiovaskuler (CVD) sejak 1970, pada tahun 1980 WHO membuat proyek MONICA, (Monitoring of trends and determinants in Cardivascular disease) di seluruh dunia dan guna menghubungkan faktor perubahan risiko dalam populasi periode sepuluh tahun (1980~1990). Ada 32 sentra kolaborasi MONICA dibentuk di 21 Negara. Responden sebanyak 10 juta orang – pria & wanita usia 25~64 – yang telah termonitor diseluruh dunia. Hasilnya: tidak ada hubungan antara trend faktor risiko utama CVD seperti koletesterol serum darah, tekanan darah dan konsumsi rokok. Juga tidak ada hubungan antara trend pengaruh (serangan fatal dan non-fatal) stroke dan penyakit jantung koroner. Ternyata penyakit CVD tersebut disebabkan karena defisiensi asam folat (folic acid); demikian juga dengan ibu hamil memerlukan asam folat lebih tinggi daripada sebelum hamil, bisa fatal dalam pertumbuhan janin dan kesehatan ibu.
Menurut Adler & Morris, ada empat faktor berpengaruh termasuk Neurochemistry, Reflexes, Psikologikal dan Sosial terjadi sebagai kodrat manusiawi. Habituasi atau adiksi karena memang di otak terdapat nikotin reseptor. Demikian juga reflexes sebagai tipe stimulus Pavlovian sangat manusiawi. Kepercayaan dan kebiasaan manusia menunjukkan sikap seseorang terhadap keputusannya secara psikologikal. Faktor sosial dalam pergaulan, lingkungan, dukungan orang lain.
Kemampuan Tubuh?
Dengan pemahaman ajaran Paracelsus “tidak ada racun didunia, yang ada adalah dosis yang tidak benar” mendorong kita untuk mencari takaran merokok yang ‘pas’. Memang tidak ada yang ‘pas’, sangat induvidual karena rentangan NAB orang perorangan sangat beda dan berpengaruh. Sehat dan bugar bisa dirasakan tetapi tidak sama dari seorang ke orang lain. Yang kita perlukan adalah kemampuan diri kita untuk mengendalikan konsumsi apapun, agar tidak berlebihan dan diluar kemampuan tubuh kita, termasuk konsumsi rokok. Dimensinya adalah frekuensi dan jumlah konsumsi. Perhatikan half-life time nikotin yang hanya 30 menit. Bagaimana memperpanjangnya agar tubuh tidak sangat haus konsumsi lagi. Hal ini bisa dicapai dengan merubah pola makanan dari MPA, makanan penghasil asam menjadi MPB, makanan penghasil basa. Hal ini akan merubah frekuensi dan secara tidak langsung akan merubah jumlah konsumsi per hari.
Rokok penyebab kanker?
Tentang kanker. Menurut Judith Campisi: Setiap sel normal membelah, berisiko menjadi dan berkembangnya sel kanker.
Di alam terdapat karsinogen sekunder, vide tabel berbagai karsinogen dalam makanan. Konversi karsinogen sekunder menjadi karsinogen primer perlu kofaktor, kokarsinogen, karsinogen promotor, DNA/RNA, dll. Konversi karsinogen sekunder menjadi karsinogen primer dan sel kanker diperlukan laps time 20~30 tahun.
Tentang Nikotin: Half-life time (waktu paruh) dalam tubuh hanya 30 menit. Nikotin dalam Media Model: bukan tergolong physical dependence tetapi psychological dependence, tidak ada bukti euphoria, tidak ada ‘drug abuse’, tidak ada “fly”, “climb a mounting” seperti ketika orang mengkonsumsi opium. Perokok masih “under control” secara individual. Secara masyarakat, tak ada subculture of violence/crime/hubungan dengan prostitusi seperti dampak oleh hard drugs.
Sebab kematian
10 sebab kematian (WHO): Koroner, Stroke dan Serebrovaskuler, Trachea/Paru/Bronchus, Infeksi pernafasan, Kanker kolon, Alzheimer & Dementias, Diabetus Melitus, Kanker payudara, Kanker usus/perut dan PPOK Dari sepuluh sebab kematian tersebut ternyata 53,3% di negara berpenghasilan tinggi, 44,4% berpenghasilan menengah dan 29,9% dinegara berpenghasilan rendah.
Konsumsi rokok tertinggi adalah Yunani, 4313 btg/orang/tahun(bot), Hongaria 3265 bot, Kuwait 3062, Jepang 3023 bot, Spanyol 2779 bot. Jepang, angka kematian kanker paru terendah dibandingkan Amerika Serikat. Disebabkan konsumsi enersi lemak di Jepang hanya 8% dari kebutuhan enersinya. Sedangkan Amerika Serikat konsumsi lemaknya 40% dari kebutuhan enersinya.
Mati karena rokok?
Sejak dekade 80 telah terberitakan setiap 11 detik satu orang meninggal karena rokok, sekarang diberitakan setiap 3 detik satu orang meninggal karena rokok. Apakah pernah dinyatakan dalam certificate of death bahwa kematian mereka memang karena rokok? Bagaimana membuktikan kematian tersebut.
Data statistik (Yang disajikan atas dasar data epidemiologi ) :
Fakta : Hubungan penyakit dan angka kematian tidak sebagai cermin data riset hidup sebenarnya. Tidak ada hubungan kuantitatif dan kualitatif yang nyata. Orang Jepang perokok berat, 3023 batang/orang/tahun, tetapi angka kematian kanker paru terendah didunia. Menurut Harvard Medical School, orang Jepang dalam diet harian konsumsi sumber enersi dari lemak hanya 8% dibandingkan konsumsi orang Amerika 40% berasal lemak.
Mitos tentang perokok pasif
Issue ETS: Environmental Tobacco Smoke, passive smoking, ditempatkan sebagai perkosaan pernafasan orang.
Non perokok lebih menderita daripada perokok?
Bantahan: Memang ada orang yang tidak tahan terhadap bau asap rokok. Untuk tersebut diatas harus dihargai. Bukan perokok (dekat perokok) terpapar asap rokok tetangganya sangat minim karena larinya asap rokok keatas (temperatur asap lebih tinggi). Dari hasil penelitian terhadap ratusan ‘caffee’yang dilengkapi “extractor” diatas kepala, setelah cafe tutup (sekitar durasi 4 jam) ternyata pengunjung non-perokok dapat paparan ekivalen merokok satu batang kalau dia tinggal di caffee selama 105 jam.
Kalau 70 juta batang rokok dibakar di Jakarta per hari, akan memberikan total particulate mater (TPM) sebanyak 5 ton. Kalau 200 ribu kiloliter BBM dibakar sehari akan menebarkan 100 ton TPM, ditambah dari industri, pesawat terbang dan debu akan ada total 205 ton TPM per hari di Jakarta. Kontribusi TPM rokok hanya 2,4%.
Benarkah rokok mengandung bahan adiktif?
Bahan adiktif: Dinyatakan bahwa nikotin sebagai bahan yang bertanggung jawab atas kecanduan seseorang yang merokok.
Bantahan: Nikotin, dari tanaman Nicotiana Tabacum, adalah amine tertiair terdiri dari pyridine dan pyrolidine (C10H14N2). Nikotin sering disamakan dengan sifat adiksi heroin, opium, cocain yang selalu menuntut tambah dan tambah dosis. Dan tuduhan ini sangat berlebihan, bahkan British Medical Association menyarankan anggota dokternya agar tidak menggunakan kata adiksi sebab “kata tersebut membawa impresi bahwa tidak mungkin seorang perokok bisa berhenti, ini memungkinkan”. Memang untuk nikotin, dalam situasi asam akan mudah membentuk garam karenanya cepat diekskresikan lewat urine. Waktu-paruh hanya 30 menit. Dengan diet MPB akan mudah tuduhan adiksi tersebut diatasi. Nampaknya, kata adiksi, sesungguhnya salah aplikasi dalam konteks nikotin dan tembakau. Lihat posisi nikotin terhadap bahan-bahan tergolong NAFZA, baik ditinjau dari tingkat ketergantungannya dan tingkat asseptabilitasnya.
Benarkah petani tembakau melakukan pengerusakan lingkungan?
Penggundulan Hutan: Industri dituduh melakukan usaha penggundulan dan tidak melakukan perlindungan lingkungan.
Bantahan: Luas areal tembakau di Indonesia hanya sekitar 200 ribu Ha dan luas areal ini merupakan 0,64 % dari seluruh cropland yang ada di Indonesia.
Merokok mengganggu kesehatan ibu hamil dan anak-anak?
Tentu saja iya! Maka itu industri rokok tidak memasarkan rokok untuk anak dan ibu-ibu hamil. Ibu-ibu lebih rasional dalam menentukan keputusan merokok. Sejak dulu kala, memang rokok tidak dibuat untuk anak-anak. Tidak ada niatan dan kesengajaan bahwa rokok untuk anak-anak. Pergaulan dalam lingkungan anak-anak yang sangat berpengaruh. Perlu perhatian serius orang tua dan sekolah tehadap lingkungan dan berkembang-tumbuhnya anak-anak kita kedepan. Saat ini nampaknya guru dan sekolah lebih berperan daripada orang dan rumah tangga.
Tetapi kalau ibu hamil dan anak-anak lebih ingin sehat, beranikah Anda bilang: larang semua mobil yang jelas-jelas membuang polutan sangat besar di udara. Beranikah Anda protes bahwa mi instan harus ada kalimat larangannya untuk mengonkonsumsi dalam rentang hari tertentu karena mengandung MSG dan lapisan lilin. Kenapa Anda tidak protes dengan tempe dan tahu yang dibuat dari kedelai transgenik. Kenapa pula Anda tidak pernah berteriak tentang awas ikan laut yang di beberapa laut Indonesia mengandung kadar merkuri yang sangat besar karena lautnya sudah tercemar?
Kenapa kampanye anti-rokok semakin hari semakin gencar?
Pertama, terdapat perang besar antara industri farmasi dan industri rokok. Hanya bedanya, industri farmasi berdalih sebagai ‘dewa kesehatan’ dan menyerang industri rokok sebagai ‘setan kesehatan’. Padahal, dalam banyak hal, industri farmasi tak kalah "jahat". Lihat praktek-praktek pemberian obat-obatan di rumah sakit dan di apotik-apotik.
Kedua, karena di negara Eropa dan Amerika, pasar rokok sudah sampai pada titik maksimal. Sehingga mereka harus masuk ke pasar Indonesia dan bahkan berusaha mengakuisi perusahaan-perusahaan rokok di Indonesia. Tetapi karena elemen penting rokok adalah tembakau yang diproduksi di Indonesia, mereka menyerang rokok kretek sebagai rokok khas Indonesia, sebab jika berhasil, maka tembakau yang dipakai kelak akan didatangkan (impor) dari negara lain. Licik bukan?
Jadi, masihkan Kita menganggap bahaya merokok itu hanya sekadar soal kesehatan? Buka mata Anda, ini soal perang ekonomi dan pemalsuan penelitian. Lebih kritis, lebih cerdas dan bangunlah dari sihir mitos berbalut teori, yang di belakang itu semua adalah persoalan perang ekonomi!
*****
Tapi kalau menurut pandangan saya pribadi, intinya adalah bagaimana kita bisa menjaga keharmonisan antara si perokok dan non-perokok. Saya tidak benci perokok saya hanya benci asapnya. Selama kita bisa saling menghormati dan tidak menganggu ketenangan orang lain. Bagi saya tak masalah.
Menurut saya merokok atau tidak merokok adalah pilihan. Dan kita hanya perlu menghargai pilihan itu. Urusan merusak kesehatan dan semacamnya, itu hal belakangan.
Intinya bagi para perokok, hargailah para non-perokok. Merokoklah, tapi lihat situasi.
Begitu juga denga non-perokok, jangan terlalu memojokkan para perokok. Tidaklah mudah bagi para perokok untuk menghentikan kebiasaan merokok itu.
Jadi, mari kita saling menghormati. Hidup itu pilihan bukan?
Menurut saya merokok atau tidak merokok adalah pilihan. Dan kita hanya perlu menghargai pilihan itu. Urusan merusak kesehatan dan semacamnya, itu hal belakangan.
Intinya bagi para perokok, hargailah para non-perokok. Merokoklah, tapi lihat situasi.
Begitu juga denga non-perokok, jangan terlalu memojokkan para perokok. Tidaklah mudah bagi para perokok untuk menghentikan kebiasaan merokok itu.
Jadi, mari kita saling menghormati. Hidup itu pilihan bukan?
tapi asapnya itu lho gak nahan
BalasHapusGood artikel...sya perokok berat sob..tp ju2r sya sgt menghormati yg tidk mengkonsumsi rokok...salam kenal
BalasHapusasyikk nih ada yang belain meroko bisa merugika n kesehatan...yang jelas meroko itu membuat KanKer sob alias kantong kering wkwkkwk
BalasHapuskalau saya sih..bukan masalah penyakit atau tidaknya,,,tapi karena mrasa merokok itu tidak ada untungnya dalam diri,,,
BalasHapusTahukah ANda dari awal saya meroko sampe sekarang kalo disambungin udah nyampe SUrabaya-bandung, bayangkan pajak yang saya sumbangan untuk negara (sombong)kwkwkwkkwkw
BalasHapusSya pernah berhenti merokok,
BalasHapusTentang rokok sepertinya berbau politik internasional kok, US melarang impor rokok kretek , padahal yg kretek ya dari indonesia.
Yg merokok slmt merokok , asal gak ganggu yg tdk merokok
Panjang kali postnya mba..
BalasHapussmp hbs 1 batang neg.. hehe..
Ternyata ada yg mendukung jg y..
rokok Banyak manfaat dan mudhorotnya..
BalasHapustergantung dr kitanya..
Asal jngn narkoba az dech.. b'tul !!!
BalasHapusaku suka artikel ini (sebgai perokok) hehehe tq dah berbagi :)
BalasHapusaku tidak mau melakukan sesuatu sebelum merokok, bahkan bangun tidurpun aku biasa merokok ,sambil mikir, dulu aku tak merokok , karena dilarang orang tua dan sa'at itu tinggal di pondok pesantren yang aturannya tidak boleh merokok , aturan itu bagus karena selain makruh juga apabila tidak ada aturan itu banyak kawan2 ku yang boros duit buat beli, jadi bukan alasan serangan jantung dan lain2 ,soalnya pernah sa'at ada penyuluhan didatang dokter ,trus aku dan kawan2 melihat betul bahwa dokternya juga merokok, pd postringan ini tampak adil banget , aku setuju, karna aku perokok ha hya
BalasHapuskaget dapet backlink darisini... btw, itu bukan tulisan saya loh.... di blog saya kan ditulis sumbernya dari mas Puthut Ea :)
BalasHapusnice info...
BalasHapustampaknya pertentangan dua kutub raksasa dunia terlihat di sini...
terus terang saya adalah salah satu prang yang tidak merokok dan saya mendukung segala upaya untuk menghentikan peredaran rokok di Indonesia.
Soal apakah rokok berbahaya atau tidak...sy tetap pada posisi yang menganggap bahwa hal itu berbahaya...
:D
semua memang ada baik dan buruknya ya....
BalasHapustapi saya ngga bisa nyium asap rokok...
saya perokok, dan sangat suka artikel ini.. he
BalasHapusyups mas, alangkah indahnya bila bisa saling harga menghargai dalam hidup ini, meski hanya masalah merokok... :-)
BalasHapustetap anti rokok - hanya membuat orang miskin makin miskin - padahal uangnya bisa beli susu untuk anaknya
BalasHapusini masalah yang selalu fiperdebatkan ya..
BalasHapusmerokok "dapat" menyebabkan blablablalalala
BalasHapusklo merokok "beli" gak papa kali ya
ehehhe
salam kenal dari http://umydiary.blogspot.com/
BalasHapussekalian ijin follow
kalau ada waktu jangan lupa mampir ke blog aku yah??
@mbakfanny: saya juga mbak, tapi mo gimana lagi?
BalasHapus@arief: nah, itulah yg kita cari. Sebuah toleransi...
@ipin: hehe... betul juga...
@risal: yah, kembali ke orangnya masing2 lah...
@danil: iya, nyumbangin asap...
@nyach:emang, kan udah saya paparkan diatas tadi...
@girant: kamu termasuk yg pro atau kontra?
@aulawi: thx, kita memang harus melihat masalah secara objektif...
@mundo: wah, aku gak tau mas mundo perokok juga. Tapi thx...
@ichanx: wah, yg punya artikel dateng nih... iya. emang sengaja kok, saya kan dapet sumbernya dari blog anda...
@skydrug: tiap orang punya pandangan masing2 yg berbeda...
@roel: mana ada rokok dicium, yg ada diisep. hehehe...
@achen: thx...
@buwel: iya, kalo udah begitukan gk perlu ada yg diributin...
@rio: tergantung orangnya lagi sih...
@ra: ya begitulah...
@ladyulia: beli? maksudnya?
@umy: ya.. salam kenal juga. ntar saya mampir...
wow... lengkap banget... nice post...
BalasHapussalam kenal yaaa, saya ferdi...
blognya juga keren.... aku follow ya...
setiap hal kan emang didesain menjadi dua sisi, ada baik ada buruk, begitu juga rokok...
BalasHapustapi tetep aja, aku nggak bisa mencium asap rokok, jadi buat para perokok, silahkan merokok sepuasnya jika itu memang pilihan, tapi tolong hormati orang lain, jangan merokok di tempat umum, ^^
salam kenal ya, ditunggu kunjungan baliknya,
Hidup Perokok.. wkwkwk...
BalasHapusdata yang menarik.....:)
BalasHapusbencilah asapnya bukan orangnya
kasihan juga yah si asap, padahal dia kan ga tau apa2 :)
toleransi adalah kuncinya :)
mungkin layak untuk dicari faktanya, di negara2 negara maju, mengapa begitu banyak aturan yang dikeluarkan oleh pemerintahnya yang kesannya begitu memberatkan perokok (tidak melarang hanya mempersulit gerak kegiatan merokok)....lalu apa alasan aturan itu dibuat.....padahal riset2 di atas kemungkinan besar dilakukan di sana....anehnya lagi, pergerakan perusahaan rokok di usa misalnya dah makin dibatasi tapi perusahaan rokoknya sendiri di kasih keleluasan buat nyamplok perusahaan rokok di negara negara berkembang ato negara yang pemerintahnya ga terlalu konsen ama masalah rokok kaya indonesia ini...
saya pribadi benci perokok (perokok adalah orang yang melakukan kegiatan merokok) di tempat umum bukan karena alasan kesehatan (soalnya kesehatan masih jadi bahan debat kusir)...lebih karena pelanggaran hak pribadi :)
maaf kepanjangan, silahkan di delete bila isinya dianggap bisa menyinggung banyak pihak....
siang...
BalasHapuslinknya udah terpasang di blog aq liat aj d friend
:)
begitu ya....keuntungan merokok....jadi ndak enak bodi neh.....he..he...
BalasHapussegala sesuatu itu memang ada kelebihan dan kekurangannya..ada baik ada buruknya..
BalasHapusWah, detil banget membahas rokoknya...
BalasHapusAku sih gak mau kalau ada yg merokok di dekatku, meskipun aku tak mungkin melarang mereka merokok :(
Ternyata pekerja rokok sebanyak itu ya..? Kebayang deh betapa banyaknya keluarga yang menjadi korban jika pabrik rokok ditutup..
BalasHapuswaw.. tapi saya tetap akan menghindari rokok kok mbak... hehe.. say no to cigarette.. tapi rokok kan pajkanya gedhe?? menambah duwit pemerintah jiga??? gimana ya???
BalasHapuswah..ternyata buanyak banget penjelasannya ya mbak luar biasa. saya juga perokok yang bisa menghormati kaum yg tidak merokok, semua pasti ada plus minusnya ya mbak? ada untung ruginya..
BalasHapusSukses slalu!
satu2nya sahabat setia q adalah rokok kang...dan untuknya aq akan melakukan apapun hehehehe
BalasHapusmet pagi (banget)
BalasHapustetep lah namanya rokok emang bikin penyakit
anw ada tag buat elo bro, diambil ya di tempat gw
y,,, slm knl juga,,,,
BalasHapusthanks y dah mampir,,,
yang pasti... asap rokok bikin asma ku kumat. jadi buat perokok aktif, boleh aja merokok tp jgn ampe ngegangguin org lain disekitarnya. Kalo perlu, telen aja asapnya biar ga ngegangguin orang lain hehehehe
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusReine mengatakan...
BalasHapusyg pasti keuntungan dari rokok itu dari segi ekonomi khususnya org bekerja disana dan pemilik sahamnya tentu saja. kalo yg siperokoknya, slain ngebakar duit gitu aja (tiap bulan bs mencapai ratusan ribu malahan duit kebakar gt aja), ngeganggu orang lain disekitarnya , dan sudah terbukti berbahaya buat paru2 apalagi yg punya sakit bronchitis. Gimana kata nabi, sesuatu yg lbh banyak mudharat dr pada manfaatnya lbh baik jgn dilakukan bahkan bs jatoh ke makruh bahkan haram hukumnya dlm agama
tp kl si perokok tetap ngotot meroko, mia setuju ma pernyataan mbak. kalo ngerokok, ngerokok aja tp jgn ngeganggu org lain donk. jd HARAP jgn ngerokok di tmp umum dimana byk orang disana. jgn bagi2 asapnya ma org lain. mending bagi2 duit deh drpada bagi2 asap hehehehe
Waaahh..menarik sekali untuk dikomentasi...
BalasHapusApakah pernah membaca atau menonton film kisah nyata seorang ilmuwan pabrik rokok yang terintimidasi oleh pabrik rokok tempatnya bekerja?
Di sana diceritakan bahwa hati nurani seorang ilmuwan tersebut terketuk nyaring karena keserakahan sang pemilik produk yang dijualnya. Hal apa yang menjadi menarik di film itu?
Ternyata dirokok yang dibuatnya terdapat tambahan ganja. Yah, denger2 juga masakan di aceh suka pake ganja sebagai bumbu...Saya tidak tahu perihal bumbu ini, karena cuma kabar burung. Tapi yang jelas mengisap ganja dapat menimbulkan kerusakan otak. Untuk membuktikan itu silahkan kunjungi aja RS. Jiwa...
Yah, itu film kisah nyata, mau ada lebay atau tidak, konsfirasi atau tidak, tapi begitulah filem itu disuguhkan, si ilmuwan diintimidasi karena merasa apa yang dilakukannya salah, yaitu memasukkan ganja pada batang rokok, kmd menentang pihak pabrik karena tak tahan harus berbuat begitu, seterusnya..seterusnya, hingga ruang gerak ilmuwan terbatas, di sidangkan, dan akhirnya menang setelah melewati sekian banyak intimidasi yang mengancam jiwanya...
Mengenai info bahwa penyakit jantung disebabkan karena kekurangan asam folat. Itu benar sekali. Kekurangan asam folat akan menyebabkan kegagalan metabolisme asam amino homosystein yang akan menyebabkan menumpuknya homosistein dalam darah Anda, menumpuknya homosistein ini akan menyebabkan kerusakan pembuluh darah Anda. Nah, di sinilah pintu masuk penyakit2 yang tertera pada bungkus rokok: Stroke, Jantung. Karena kedua penyakit ini adalah karena kerusakan pembuluh darah kita.
Namun, menurut apa yang saya ketahui, merokok akan mengeluarkan asap rokok yang bersifat radikal bebas yang dapat menyebabkan gangguan metabolisme asam folat itu tadi.
Saya tidak mikirin kampanye anti-rokok maupun pro-rokok, yang saya lihat adalah kenyataan di ruangan praktek, bahwa prevalensi penyakit jantung dan stroke semakin banyak di usia muda, penyakit DM menjadi epidemi, muncul claudicatio intermitten karena gangguan vaskuler akibat rokok, dan masih banyak lagi mudhorat rokok yang memang nyata adanya di muka saya.
Silahkan saja jika percaya klaim anti-rokok dengan segala perspektifnya, toh hak Anda terhadap tubuh sendiri. Syukur2 punya penawar rokok agar dapat merokok tanpa efek samping selain kantong kering karena selalu tambah dosis harian rokok...
Paling kalo punya banyak duit ga masalah, kalo ga punya duit yahhh urusan dapur diperirit, karena bapak bisa sakit kalau tidak merokok, dan anak istri ga bisa protes kalo cuma bisa makan indomie, yahh jeleknya paling anak kurang gizi karena duit hanya bisa buat beli rokok.
Kalo kena stroke atau jantung udah takdir tho? apa di dunia ini yang terjadi tanpa takdir? Kalau takdir ga diubah yah ga akan berubah nasib suatu kaum...
Be wide in persfective guys...!!
*Wahhh..ini komen terpanjang sepanjang sejarah hidup saya*
salam sehat,
tfd
btw
BalasHapusyang nulis artikel ini ngerokok ato enggak mas?
hehhehe
di jepang juga udah berhasil dibuat tembakau tanpa nikotin dan kalo itu bisa disebarluaskan ke seluruh dunia, kandungan racun dalam rokok akan bisa diminimalisir tanpa harus membuat orang kehilangan pencaharian.
BalasHapuskonon tembakau itu juga bisa ngebuat perokok jadi tobat.
sekarang tinggal nyari cr biar rokok gag ada asepnya.hehe
segala sesuatunya itu pasti ada dua sisinya, ada baik-buruknya... tapi aku tetep sebel bagi orang yang ngerokok sembarangan, asepnya itu lhooo, mengganggu banget!!
BalasHapusyeees terahixxxxx....
BalasHapusstujuuuu,,, lihat roko dari aspek yang di paparkan di atas... intinya kalo para peroko mati ya salah dia, kenpa negroko !!!
gue sendiri gmana??
gue juga ngeroko,, itu dialah salah satu pembelan gue...
salam kenal dari siganteng kaleeem
gak kuat aku bacanya hehe...baru aku tahu perusahaan rokok menguntungkan negara.57 triliun.anjrit.nyampe gak uangnya itu ke negara??? bisa lunas utang negara kita tercinta indonesia!
BalasHapusmerokok yang jelas bikin untung ????? (eh salah PUNTUNG maksudnya .............?
BalasHapussalam kenal ...
ngerokok tetap aja lebih banyak ruginya kan..
BalasHapusNumpang memFollow..
BalasHapusTerimakasih atas apresiasinya selama ini ke blog ane..
Salam Silaturrahmi..
jalan2 Malam sambil nunggu Postinggan Baru ^_^
BalasHapuswah, saya tetep aja gak suka rokok. hehehe..
BalasHapusalesannya? sederhana. saya gak mau ganggu orang lain dengan asapnya.
btw, lama gak berkunjung. abis UAS nih, udah lega lagi sekarang hahaha
nice posting, thanks 4 1nfo. aku follow nih, follow balik ya.. kalo tuker link gimana? :)
BalasHapusApa kabar sobat, long time no see, kkkk
BalasHapusni ada percakapan yng lmyn menggelitik antara pegawai pabrik rokok n sang direktur pabrik tersebut..
BalasHapusPegawai: "Bos ini bodoh yah....dah tau rokok tu bikin penyakit kok masih za di produksi."
Bos :"yang bodoh tu bukan saya tapi pembeli...sudah tau di bungkus rokok tu da tulisan merokok dapat menyebabkan....masih saja dibeli"
Pegawai:..emmmmmm iy yah (sambil senyum2)
>>>>>==buat para perokok.....pease===<<<<<
kook ndak pernah nulis lagi?
BalasHapusmematikan bisnis rokok seperti makan buah simalakama
BalasHapusMaaf numpang tanya.klo mw psang banner save our palestine gmn ya?apa mesti daftar dulu?(maaf agak aneh pertanyaannya,saya cm ingin membantu)
BalasHapusTrim's.
artikelnya adiL, itu yg aku suka.
BalasHapusselama ini kita hanya di bawah bayang2 politik ekonomi,, hehe
gak ada hubungannya rokok bikin miskin atau kaya seseorang, kalo mau ngerokok yg ngerokok aja, uang yang dikeluarkan u rokok sama dgn uang u mncapai kepuasan.(=liburan,mknan,dll)
masih lebih berbahaya konsumsi mi instant sebungkus sehari dibanding 4-6 batang rokok perhari.
panjang bener tulisannya...hehe
BalasHapusmaav sob baru kunjungan balik..
mampir disini, apa kabar sahabat?
BalasHapusselamat malam minggu hehe
Sukses Slalu!
apa memang belum update ?
BalasHapusKeuntungan merokok adalah nikmat dan saya suka itu hehehe hahaha piss for all :))
BalasHapusMerokok itu haram...haram..haram!!!!
BalasHapusurip sepisan wae ,laopo kog gak d rusak pisan paru2mu..? g rokok mati. ngrokok yo panggah meninggal
BalasHapusSehat ala "Sehat Tentrem" Mas..
BalasHapusObat yang Berbentuk Rokok dari Jombang, Jawa Timur...
Mantaps...