Senin, 22 Februari 2010

Kentut, jangan di tahan!



Banyak orang berlama-lama menahan kentut karena malu diledek teman-teman di sekitarnya. Padahal kentut itu menyehatkan. Kalau merasa malu baunya menganggu orang lain, ada baiknya tak perlu ditahan, tapi cukup menyingkir di tempat sepi, dan kemudian, “Tuuuuuut...!” Lega bukan? Asal tahu saja, kentut itu sehat dan karena menandakan sistem pencernaan dan usus berfungsi normal. Selama ini yang banyak diketahui orang, kentut dipicu dari makanan seperti kacang-kacangan, kedelai atau fast food yang merupakan jenis makanan penyebab flatulensi (perut kembung). Jika perut sudah kembung, tak berapa lama kemudian mungkin anda akan mengeluarkan gas si kentut. Tapi bukan makanan saja yang bisa memicu buang angin alias kentut ini.

Setidaknya ada delapan faktor yang mungkin menjadi pemicunya. Kentut itu sehat karena menandakan gerakan peristaltik usus hingga anus berjalan normal. Meski demikian, kalau kentutnya keseringan, ini juga menandakanketidakberesan yang harus segera diberesi. Terlalu sering kentut isyarat gangguan di sistem pencernaan. Tapi sepanjang masih bisa kentut, bersyukurlah! Tentunya anda pernah mendengar seseorang harus menjalani operasi hanya karena tidak bisa kentut!
Perancang busana kondang, Ramli, pernah dirawat beberapa hari di Rumah Sakit Islam, Cempaka Putih, Jakarta, awal November 2009 lalu karena tak bisa kentut. Perkara perkentutan saja ternyata bisa sangat merepotkan seorang desainer kondang seperti Ramli. Sementara kalau anda keseringan kentut, waspadai pula apa penyebabnya agar segera bisa dicarikan jalan keluarnya. Ada delapan hal yang bisa memicu seseorang terlalu sering kentut.

1. Naik Pesawat



Saat berada di lingkungan bertekanan udara rendah. Gas yang terperangkap dalam tubuh akan terdorong keluar sehingga anda cenderung ingin kentut.


2. Gigi palsu yang dipasang tidak benar




Jika anda punya gigi palsu tapi pemasangannya kurang pas, maka akan banyak udara yang terjebak di sela-sela gigi. Lalu ketika menelan, udara akan ikut masuk ke dalam tubuh dan memungkinkan terjadinya kentut.

3. Anoreksia



Ketika tidak ada makanan yang masuk ke dalam perut, lama kelamaan usus bisa mengecil. Tak hanya gas yang terperangkap di dalamnya, tapi juga bakteri. Alhasil, orang anoreksia cenderung mengeluarkan gas (kentu) yang bau.

4. Makan Permen Karet




Semakin banyak mengunyah permen karet, semaki banyak pula gas yang berada di mulut. Selain itu pemanis buatan yang ada di permen karet biasanya sulit dicerna tubuh sehingga menimbulkan gas.

5. Mengisap Ganja



Sama halnya dengan mengunyah permen karet, mengisap ganja juga memicu kentut karena banyaknya udara yang masuk melalui kegiatan inhalasi.

6. Minum Bir



Bir bisa memicu pengeluarang gas dari 3 faktor, yaitu air, karbonasi dan alkohol.

7. Kanker




Punya penyakit kanker, terutama kanker perut dan usus besar biasanya bisa menyebabkan pengeluarang gas atau kentut terus-menerus.

8. Konstipasi (Sembelit)



Meskipun terjadi penghambatan akibat konstipasi, tapi gas akan selalu mencari cara untuk keluar. Akan ada ruang kecil untuk gas keluar dari perut dan baunya akan lebih menyengat.

Normalnya Kurang dari 14 Kali Sehari

Sebenarnya banyak faktor yang menentukan frekuensi maupun volume kentut seseorang. Diantaranya pola makan dan obat-obatan tertentu, jenis antibiotik. Perihal berapa kali seorang anak kentut dalam sehari memang belum terdata. Namun frekuensi buang angin sekitar 14 kali dalam sehari masih dianggap normal. Tapi lebih dari itu, sudah tak normal dan berarti ada ketidakberesan. Sedangkan volume angin yang diproduksi setiap individu dalam kondisi normal diperkirakan bervariasi antara 400-1600 ml per hari.
Bagaimana kentut terjadi? Seperti kita ketahui, proses pencernaan dan penyerapan makanan terjadi di usus halus. Makanan yang tidak bisa dicerna dan diserap tubuh akan dibuang ke usus besar (kolon). Sisa-sisa makanan yang ada dalam usus besar ini merupakan makanan bagi bakteri penghuni usus.

Di dalam usus besar ini pula terjadi proses fermentasi yang antara lain memmbentuk sejumlah gas. Mengacu pada proses tersebut, bisa dimaklumi bila jenis makanan yang dikonsumsi menentukan produksi gas dalam usus. Semakin banyak seseorang mengkonsumsi jenis makanan yang tidak dapat dicerna, semakin meningkat pula proses fermentasi oleh bakteri.
Akibatnya, produksi gas pun mengalami peningkatan. Jenis gas yang diproduksi dalam usus antara lain CO2, H2, dan Metan. Kendati ada pula sumber gas dalam usus yang berasal dari udara luar, seperti nitrogen, dan oksigen. Udara luar ini dapat ikut tertelan akibat aktivitas makan yang tidak benar. Yakni kebiasaan mengunyah permen karet atau pemasanga gigi palsu yang kurang tepat, dan semacamnya. Belum tentu kentut itu baunya minta ampun. Angin yang satu ini bisa menjadi bau akibat adanya proses pembentukan dan metabolisme bakteri di usus besar. Bau tak sedap yang mungkin bisa timbul juga dapat berupa bau asam akibat mengonsumsi makananyang tidak sesuai dengan organ pencernaan. Selain itu, makanan yang berbau tajam, seperti petai, durian, nangka dan cemledak juga dapat menyebabkan kentut berbau.

1 komentar:

  1. fermentasi timbul lantaran banyak makanan yg tdk dicerna.... betulkah?
    lalu... berarti, efeknya adalah jarang Buang Air Besar dong...?

    hmmm..... ciri2 nya logis,
    lalu... gimana dong, klo mknan itu spya bs dcerna... koq perutku males2 gini... aduhai

    BalasHapus

Terima kasih telah berkunjung, silahkan berkomentar, berpendapat, dll. Tiap komentar akan saya balas, dan akan saya kunjungi balik. Bagi yang mau tukaran link atau saling follow juga boleh :)