Demi amanat dan beban rakyat
Kami nyatakan keseluruh dunia
Telah bangkit di tanah air
Sebuah aksi perlawanan
Terhadap kepalsuan dan kebohongan
Yang bersarang dalam kekuasaan
Orang-orang pemimpin gadungan
Kami nyatakan keseluruh dunia
Telah bangkit di tanah air
Sebuah aksi perlawanan
Terhadap kepalsuan dan kebohongan
Yang bersarang dalam kekuasaan
Orang-orang pemimpin gadungan
-Petikan Puisi “Pernyataan” Mansur Samin
Krisis bukanlah sebuah masalah bangsa. Justru sebaliknya, krisis adalah takdir. Yang mau tidak mau setiap bangsa pasti mendapatkannya. Tak peduli bangsa apa itu. Bahkan Amerika, sang negara Adikuasa, juga pernah mengalaminya. Amerika pernah mengalami depresi ekonomi terbesar dalam sejarah dari tahun 1929 sampai 1932. Selang sekitar lima tahun krisis itu selesai, tepatnya tahun 1942. Mereka dilanda krisis kembali, yang bisa dikatakan lebih besar dari sekedar depresi ekonomi. Mereka terlibat perang dunia kedua, dan mereka menang! Bagaimana mungkin sebuah negara yang baru pulih perekonomiannya bisa memenangkan sebuah perang yang banyak melibatkan negara-negara besar saat itu?
Aneh?
Tidak, itulah yang terjadi ketika krisis dikelola oleh tangan-tangan dingin para pahlawan. Mereka mengubah tantangan menjadi peluang, kelemahan menjadi kekuatan, kecemasan menjadi harapan, ketakutan menjadi keberanian, dan krisis menjadi berkah.
Jadi, krisis bukanlah suatu hal untuk disesali, apalagi dikutuk. Krisis akan selalu datang melanda negeri. Yang perlu kita perhatikan adalah, bagaimana cara untuk menghadapi “takdir” itu, bukan menghindarinya.
Disinilah dibutuhkan sosok pahlawan. Seseorang yang dalam sajak Mansur Samin diatas, “Memegang amanat dan beban rakyat”. Bukan “Para pemimpin gadungan. Yang bersarang dalam kekusaan.” Mengapa Amerika hanya butuh 3 tahun untuk menyadari bahwa mereka harus merdeka, sedangkan Indonesia butuh 3 Abad? Bahkan lebih. Mengapa ada Revolusi Amerika, tapi tak ada Revolusi Indonesia? Berterima kasihlah pada Pahlawan-Pahlawan Ideologi kita. Yang berperan besar dalam menimbulkan kesadaran kemerdekaan kita. Walaupun tergolong lama.
Sebenarnya, krisis itu sendiri bisa dikatakan sebagai sebuah Anugrah bangsa. Semakin besar malah semakin baik. Amerika tadi contohnya, karena krisis-krisis besar itulah, sekarang Amerika bisa menjadi salah satu negara terkuat di dunia. Tentu saja jika krisis itu dihadapi, bukan dihindari. Dan untuk menghadapinya (sekali lagi) kita butuh Pahlawan. Para Pahlawan inilah yang membuat lubang udara bangsa yang tertutup oleh krisis tadi. Dan menjadikannya benteng pertahanan suatu bangsa itu nantinya. Mungkin mereka tidak membawa janji pasti tentang jalan keluar yang instan dan menyelesaikan masalah. Tapi mereka membangun inti kehidupan, merekalah yang mengubah ketakutan menjadi keberanian. Mereka jugalah yang membangunkan raksasa tidur kita diatas alas ketidakberdayaan. Itulah mereka, sang Pahlawan.
Lalu, dimanakah pahlawan Indonesia sekarang yang kita cari?
Ciri-ciri seorang Pahlawan salah satunya adalah, mereka mempunyai naluri kepahlawanan. Tantangan-tantangan besar dalam sejarah hanya bisa ditaklukan oleh orang yang mempunyai naluri itu. Itu sebabnya mengapa mereka kita sebut orang-orang besar. Dan itulah juga sebabnya kita dengan sukarela mengaguminya. Keberanian, juga salah satu ciri orang yang mempunyai naluri kepahlawanan. Tanpa keberanian, tak mungkin pahlawan bisa menyelesaikan masalah besarnya. Dan tiap masalah besar pasti punya kadar keberanian tersendiri. Dan disana muncul resiko. Semakin besar keberanian diambil, semakin besar pula resikonya.
Pahlawan, bukanlah orang suci dari langit yang diturunkan ke Bumi untuk menyelesaikan persoalan manusia dengan mukjizat secepat kilat. Tapi pahlawan adalah orang bisa yang melakukan pekerjaan-pekerjaan besar. Bukannya orang-orang “yang terlihat” besar yang melakukan hal kecil dalam hidupnya dan mencatanya di autobiografi mereka yang dibesar-besarkan.
Orang yang mempunyai naluri pahlawan sejati tidak berharap namanya dikenang Sejarah (Walaupun sejarah merupakan "industri" para pahlawan untuk mencatat jasanya).
Pahlawan tidak di lahirkan serba berkemampuan untuk menyelesaikan masalah di sekitarnya. Sebaliknya, Para pahlawan sengaja Tuhan lahirkan diantara krisis-krisis besar di sekitarnya agar ia dapat memaksimalkan kemampuannya untuk memberikan yang terbaik untuk orang disekelilingnya. Apakah Anda hidup di lingkungan penuh krisis? Bersyukurlah!
Kita salah jika menunggu datangnya sang pahlawan. Itu sama saja kita seperti orang awam yang menunggu datangnya Ratu Adil mereka. Ya, mereka tidak akan pernah datang.
Lalu dimanakah pahlawan Indonesia yang kita cari?
Ia sudah disini, ia bahkan lahir dan dibesarkan di negeri ini. Ia sudah lama tiba, jauh sebelum kita menunggunya. Dan dia sekarang sedang sibuk membaca tulisan ini. Ya! Dia adalah anda!
Pahlawan yang kita cari itu bisa siapa saja, aku, kau, dan kita semua.
Kita hanya belum sadar bahwa kitalah pahlawan yang dicari Indonesia sekarang.
Kami Cuma tulang-tulang berserakan
Tapi adalah kepunyaanmu
Kaulah lagi yang tentukan nilai tulang-tulang berserakan
Tapi adalah kepunyaanmu
Kaulah lagi yang tentukan nilai tulang-tulang berserakan
Tulang-tulang berserakan itu. Apakah makna yang kita berikan pada mereka sekarang? Apakah para ibu sekarang enggan melahirkan para Pahlawan kembali?
Chairil Anwar telah memberi tanda bahwa sekarang, kitalah yang menentukan makna tulang berserakan itu. Atau itu hanya sekedar tulang yang tak ada harganya? Beribu-ribu nyawa melayang, tak hanya di karawang-bekasi. Dan dengan tega kita biarkan menjadi debu tanpa kita hargai maknanya?
Sekarang, apa yang kita tunggu? Kiitalah pahlawan yang Indonesia rindu. Yang kita perlu kita lakukan sekarang adalah berjanji merebut takdir kepahlawanan kita. Buktikan bahwa para ibu yang enggan melahirkan pahlawan itu salah. Dan jadikanlah gugusan pulau-pulau ini menjelma menjadi untaian kaling zamrud yang menghiasi sejarah kembali.
Bangunlah Pahlawan Indonesia!
krisis harus dicegah sob...
BalasHapusnice~! ihi
BalasHapusberkunjung nih! lama gak ke sini.. XD
hehehe.. aku ganti template nih! liat yah! gimana menurutmu?
wooo...
BalasHapusjarang sekali lihat tulisan di blog mengenai pahlawan...
ditanya apakah negara kita lagi butuh sosok pahlawan? jawabannya bisa ya bs tidak. tergantung situasi dan kondisi.
yang pasti memang saat ini kita butuh sosok manusia yang bisa menjadi panutan. yang bisa memberikan solusi untuk semua permasalahan bangsa ini.
cuma sayangnya sulit utk mencari org seperti ini.
salam sobat, maaf br berkunjung balik
BalasHapusoya mas, silahkan diklik aja gambar awardnya mas, bisa tampil dan langsung bisa dicopy mas, trimakasih..
halo mas,,
BalasHapushehe
maaf ya baru sempat ambil award
maklum udah lama ndak ngeblog
thx ya awardnya,,,
sukses selalu mas
xoxo
YULIA RAHMAWATI
Get Up,Survive, Go Back To The Bed
kita bisa jadi pahlawan kalau kita berusaha jadi pahlawan.
BalasHapusmenggugah sekali postingnya :)
Biasanya kondisi krisis akan melahirkan seorang pahlawan yang besar, karena hanya orang2 besarlah yang mampu keluar dari krisis dan menjadi pemenang.
BalasHapusSemoga saja sang tokoh pahlawan itu akan segera muncul.
BalasHapusSaya membaca postingan ini,. apakah saya pahlawan itu??
BalasHapusmemang sudah lama saya bercita2 jadi semacam power ranger gitu, tapi kini malah jdi monsternya. hehehe
benere ga usah jauh2 kita kan pahlawan juga, tapi ga tau pahlawan dalam bentuk apa heheh
BalasHapushalo teman ! kunjungan malam nih! commentmu udah kujawab tuh! diliat dan comment lagi yah kalo perlu? hehe
BalasHapussemua orang pada dasarnya adalah pahlawan, minimal untuk diri sendiri, tq dah berbagi :)
BalasHapusWah ternyata saya juga pahlawan nih.. hehe
BalasHapusPahlawan tanpa tanda jasa ada kok mbak...but pahlawan yang akan memimpin negri ini nihh sepertinyaNegri ini memang sedang di landa krisis..KRISIS IMAN DAN TAQWA
BalasHapusJawab: pahlawan tanpa tanda jasa yaitu seorang guru...
BalasHapuspahlawan tanpa tanja jasa itu guru ,karena guna yang menanda tangani jasa ha ha ha
BalasHapusmenjalani hal yang positif, sederhana tidak perlu muluk-muluk.semua bekerja demikian bagi bangsa, dengan itu kita berkembang.
BalasHapusohnya untuk link, di tempat saya tidak ada blogroll, tetapi link berikut aktivitas update artikel. Jadi kalau nulis artikel baru, pasti masuk di barisan "10 blog teraktif" nanti turun dan turun. Jika keluar dari 10, ya harus diklik "Perlihatkan Semua". Jadi kalau aktif dengan sendirinya sudah masuk. Link tempat mas-nya sudah saya masukkan. Sedangkan untuk link dari saya, silakan terserah mas-nya saja. Anyway, sukses selalu.
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus@roel: dan untuk mencegahnya kita juga butuh pahlawan...
BalasHapus@skydrug: pada dasarnya kita butuh pahlawan walau dalam keaadan apapun. karena tidak semua pahlawan itu yg bertempur di medan perang, ada pahlawan pendidikan, pahlawan pembangunan dan lain-lain
@ra-kun: benar, maka jadilah pahlawan itu...
@mbakreni: maka dari itu pahlawan kita sebut orang2 besar, karena ia bisa menaklukan masalah2 besar pula...
@eka: gak cuma guru, tapi byk pahlawan yg lain...
@mundo: hehehe... betul juga...
@hendriawanz: setuju, dgn begitu kita telah menjadi pahlawan bagi diri kita sendiri...
@matakakiku: jadi monster? bisa jadi gede donk? :D
BalasHapus@ipin: benar, dan kita juga butuh pahlawan untuk meredakannya...
Kalo gw jdi hero gw psti bingung musuhnya siapa ?,
BalasHapusdulu sie enak, Yang bule,tinggi, ntu pasti belanda, yang sifit gak bisa ngomong er, ntu pasti jepang, dua2nya adalah musuh /penjajah.... Seraang (musuhnya keliatan banget)
Nah klo krisis, kaya apa ya,.... apa yang rasa nya manis warnanya item ewh itu ma kismis
Ada kopi dan rokok gak kalo gak ada gw mau tidur lagi achhhh
@danil edan: betul juga sih, sekarang kawan aja bisa jadi lawan. nanti ada lagi yg namanya musuh dalam selimut. Gimana lagi tuh?
BalasHapusbtw, thx ya dah mampir...